Akibat
ulah hacker, banyak negara yang dibuat
kelimpungan. Bahkan dampaknya bisa membuat rusuh dan mengganggu perekonomian di
suatu negara. Misalnya saja perang siber yang terjadi antara hacker anonymous Indonesia dan
Australia, belum lama ini.
Pasalnya mereka saling menyerang situs pemerintahan, dengan paket-paket data
secara bersamaan sehingga server situs yang
bersangkutan kewalahan dan kemudian down. Ada pula
ulah hacker anonymous Tunisia dan
AnonGhostpara yang baru-baru ini menumbangkan 11 website
bank swasta Israel dengan serangan Denial of Service (DDoS).
Beberapa kasus hacking di atas masuk dalam
kelompok `Black-hat Hackers`, yang mana menggunakan kemampuan teknisnya untuk
melakukan sesuatu yang melanggar batas-batas norma dan etika. Mereka adalah
kelompok yang sangat erat dengan kejahatan elekronik.
“Hacker
adalah satu-satunya kejahatan yang keahliannya bisa digunakan lagi untuk
sesuatu yang etis. Saya tidak pernah melihat itu dibidang lain, misalnya
perampokan etis.” - Mitnick
Awal
Karir Mitnick
Mitnick mengawali karirnya sebagai seorang
hacker sejak usia sekolah. Waktu itu ia masih menggunakan komputer dari
fasilitas-fasilitas umum yang tersedia didekat tempatnya tinggal seperti di
Radio Shack atau Perpustakaan Umum. Sebab saat itu harga sebuah komputer masih
terbilang sangat mahal dan hanya mampu dibeli oleh perusahaan-perusahaan besar
maupun lembaga pemerintah saja. Selain itu, Mitnick juga datang dari keluarga
dengan tingkat ekonomi rata-rata.
Kesenangannya
mempelajari komputer dan program-program didalamnya terus berlanjut hingga ia
dewasa. Tentunya fasilitas umumlah yang menjadi lokasi belajarnya. Hingga
akhirnya ia menemukan bahwa kemampuannya dibidang programing komputer ternyata
bisa digunakan juga untuk hal-hal yang sedikit nyerempet bahaya.
.
Aktivitas hacking-nya dimulai sejak usia 12
tahun, yang kala itu memanfaatkan kemampuan social engineering
untuk mengelabui sistem pembayaran bus kota di Los Angeles. Dengan demikian, dirinya dapat bebas naik dan turun bus tanpa perlu membayar.
Menginjak usia 17 tahun, pria kelahiran Los Angeles, California, 6 Agustus 1963
ini mulai tersangkut kasus besar. Ia terbukti melakukan hacking pada jaringan komputer COSMOS (Computer System Mainstream Operation)
milik perusahaan telepon Pacific Bell di Los Angeles.
Pada tahun 1983, Mitnick kembali melancarkan aksinya dengan menerobos
sistem keamanan Pentagon lewat program bernama ARPAnet - dilakukannya melalui
terminal kampus USC (University of Southern California).
Langkah bersejarah
Langkah
bersejarahnya sebagai hacker nomer 1 dunia, dimulai dari melakukan penyusupan
ke data-data milik Santa Cruz Organization, sebuah perusahaan piranti lunak
dibidang sistem operasi UNIX. Namun sayangnya ia harus menerima hukuman karena
ditangkap oleh kepolisian setempat dan dihukum 3 tahun penjara. Suatu langkah
awal yang menyedihkan bagi Mitnick.
Bukannya jera akibat hukuman ini, setelah keluar penjara Mitnick terus
melancarkan aksinya meretas komputer Digital Equipment Corporation menggunakan
komputer temannya. Karena takut dijerat hukum, rekannya sendiri akhirnya
melaporkan aksi Mitnick kepada yang berwajib. Tanpa menunggu lama FBI langsung
meringkus dan mengirimkannya ke penjara untuk 1 tahun lamanya. Mitnick mengakui
perbuatannya ini sebagai sebuah usaha untuk sekedar mengetahui keamanan sistem
komputer utama milik Digital Equipment Corp. Selain itu ia juga mengakui telah
mengambil beberapa data penting dari piranti lunak yang diproduksi oleh
perusahaan tersebut untuk dikembangkannya sendiri.
Kemampuannya sebagai hacker pun semakin menajdi-jadi. Didukung dengan
pengetahuan baru yang dikuasainya, bidang rekayasa sosial, ternyata sangat
bermanfaat bagi Mitnick dalam melakukan manipulasi logika terhadap orang lain
yang diajaknya berkomunikasi demi mengorek informasi rahasia berupa password komputer
sasaran berikutnya.
Kemampuan baru yang dimiliki Mitnick ini pun di uji cobanya sendiri
dengan menembus informasi rahasia dari perusahaan penyedia jasa telpon selular
yang waktu itu sangat ketat penggunaannya di Amerika Serikat. Tanpa waktu lama,
ia berhasil mendapatkan satu jalur telpon seorang pelanggan dari dan tanpa
disadari oleh pengelola perusahaan tadi. Akibatnya, dengan bebas Mitnick
memanfaatkan fasilitas gratis ini untuk masuk ke jalur internet. Karena merasa
jalur telpon yang dipakai tanpa bayar alias orang lain yang harus membayarnya,
ia terus asyik di dunia maya hingga suatu saat harus diputus oleh perusahaan
penyedia jasa telpon seluler tadi karena biaya yang telah digunakan overload.
Akhirnya Tertangkap
Entah disadari atau tidak, Mitnick berhasil ditangkap oleh FBI karena
peristiwa usilnya memanfaatkan fasilitas telpon seluler orang lain untuk akses
internet. FBI bekerjasama dengan seorang hacker yang juga diragukan
'keberhasilannya', Tsutomu Shimomura, dan seorang penulis kolom di majalah New
York Times yang diam-diam telah meriset selama bertahun-tahun terhadap Mitnick
dan segala aksinya, akhirnya mampu meringkus hacker nomer wahid dunia ini di
apartemennya di Raleigh, California Utara.
Walaupun telah tertangkap, sempat-sempatnya Mitnick menjelaskan alasan ia
tertangkap, yakni karena bantuan operator selular yang melakukan pencarian ke
database penagihan terhadap dial-up kelayanan internet dari internet Netcom
POP. Berdasarkan informasi inilah yang akhirnya memudahkan Shimomura melacak
keberadaan Mitnick dengan alat pelacak selular, Cellscope 2000.
Setelah
kejadian itu Mitnick dipenjara secara kontroversial, di mana selama 4 tahun
dirinya mendekam di penjara tanpa kepastian hukum dan pengajuan pengadilan.
Namun pada tahun 2000, ia dibebaskan dengan syarat tidak boleh memegang
komputer.
Mitnick harus hidup tanpa komputer dan internet selama kurang lebih 2 tahun.
Kemudian pada tahun 2002 ia baru diperbolehkan memegang komputer dan setahun
setelahnya Mitnick diperbolehkan mengakses internet lagi.
Keahlian Mitnick sebagai hacker sungguh
tak terbatas, yang mana ia sangat memahami sistem keamanan komputer dengan
kemampuan utama ilmu social enggineering.
Sebuah teknik untuk mendapatkan informasi penting, seperti password dengan memanfaatkan
kelemahan manusiawi.
America's
The Most Wanted
menjadi gelar kehormatan bagi Kevin Mitnick, seorang
hacker nomer 1 dunia yang menjadi cracker begitu melegenda di kalangan praktisi
teknologi informasi dan internet karena acap kali menyalahgunakan kelihaiannya
dibidang program komputer yang digabungkan dengan ilmu rekayasa sosial (social enginering)
untuk menjebol puluhan komputer perusahaan besar Amerika Serikat dan diklaim
oleh FBI telah menyebabkan kerugian hingga ratusan juta dolar.
Berkat media massa Amerika, Mitnick menjadi orang paling dikenal
dikalangan praktisi TI dan internet dunia, sekaligus ia menjadi legenda hingga
saat ini karena kelihaiannya mengutak-atik data rahasia di puluhan database
perusahaan raksasa dunia yang berkantor pusat di Amerika Serikat.
Federal Beurau Investigation (FBI) sangat geram dengan kelakuan Mitnick,
karena ia selalu saja berulah membobol tidak hanya komputer-komputer perusahaan
raksasa disana, seperti Sun Microsystem, bahkan ia berani mempermalukan FBI
karena komputer utama inteligen dalam negerinya Amerika ini ditembus tanpa
masalah sedikitpun. Kepiawaian Mitnick tidak hanya sampai disitu saja, ia juga
ahli dalam melarikan diri dari kejaran FBI karena tidak rela hidup di sel
isolasi yang telah dipersiapkan pihak FBI baginya.
Diangkat
ke Layar Lebar
Dengan kemampuannya itu Mitnick menempati posisi pertama `Hall Of Fame of
Hacker` dari Discovery Channel karena kemampuan hacking-nya
yang mencakup software dan hardware. Kini Mitnick hidup normal
dan berhenti total dari dunia hacker.
begitulah sedikit kutipan dari seorang tokoh dunia hacking Kevin David Mitnick
ads
adsgoogle